Potret Pelajar di Dramaga Bogor,Pilih Menyebrangi Sungai Agar Tak Telat Tiba di Sekolah
Laporan Wartawan BOJONG.MY.ID, Rahmat Hidayat
BOJONG.MY.ID, DRAMAGA - Matahari belum meninggi dan jam pun baru menunjukan pukul 06.30 WIB, para pelajar di Kampung Sempur, Desa Petir, Kecamatan Dramaga, sibuk berangkat ke sekolah, Rabu (16/4/2025).
Namun, tidak seperti kebanyakan, para pelajar di kampung ini harus basah-basahan agar bisa sampai ke sekolahnya.
Lokasi sekolahnya sendiri berada di kampung serta kecamatan berbeda yakni di Kampung Cihideung, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Mereka harus menyebrangi aliran Sungai Cihideung yang dalamnya pada pagi hari ini semata kaki.
Aliran sungai yang disebrangi pelajar ini terlihat jernih dan dipenuhi bebatuan.
Mereka pun berangkat sekolah tidak menggunakan sepatu melainkan menggunakan sendal.
Sepatu yang dipakai mereka sekolah disimpan di dalam tasnya masing-masing.
“Iya saya setiap hari berangkat dan pulang nyebrang sungai. Sekolah saya di SMP Adi Bangsa. Itu ada di Kecamatan Ciampea. Rumah saya disini (Petir). Jadi saya pilih nyebrang sungai,” kata Apriani pelajar kelas 7 SMP.
Menyebrangi sungai ini bisa membantu Apriani sampai ke sekolahnya.
Sebab, jika melewati jalur kendaraan atau jalan raya, menurutnya terlalu jauh.
“Kalau lewat jalur yang satu itu ngejauhin. Kalau lewat jalan biasa itu harus menempuh jalur 30 menit,” ujarnya.
Ia berangkat ke sekolah bersama teman-temannya dengan menggunakan sendal terlebih dahulu.
Setiap hari ia berangkat ke sekolah pukul 06.30 WIB.
“Dari rumah biasanya jam 06.30. Jadi setiap mau berangkat sekolah harus bawa sepatu sama sendal,” ujarnya.
Ia pun mengaku kesulitan setiap hari menyebrangi sungai ini.
Apalagi, kata dia, saat air sungai mengalami banjir.
Ia bersama teman-temannya terpaksa lewat jalan raya.
“Lewat sana juga jalan kaki. Tapi lebih jauh jaraknya gitu. Muter,” ujarnya.
Pelajar lainnya, Rido yang juga bersekolah di Adi Bangsa mengatakan, setiap harinya ia selalu lewat sini.
“Kalau saya juga nyebrang sungai setiap hari. Ya pakai sendal dulu dari rumah. Nanti pakai sepatunya di sekolah,” ujarnya.
Dengan menyebrangi sungai, ia tidak pernah telat tiba di sekolah.
“Lebih cepet lewat sini. Kalau lewat jalan raya muter,” ucapnya.
Aktifitas ini memang menjadi aktifitas biasa bagi para pelajar yang tinggal di Kampung Petir.
Para warga sekitar pun selalu melihat pelajar menyebrangi sungai disetiap paginya.
Kata warga, di lokasi ini, dulunya pernah ada jembatan kayu.
Namun, saat ini sudah rusak diterjang derasnya air sungai saat banjir.
“Kalau dulu pakai jembatan kayu. Tapi rusak. Sekarang belum ada lagi jembatan. Jadi, mereka (pelajar) nyebrang sungai,” kata warga berbincang dengan BOJONG.MY.IDdi bibir sungai.
Sama seperti pelajar, ia berharap, ada jembatan permanen yang dibangun di aliran sungai.
Selain bisa mempermudah pelajar, jembatan permanen juga bisa digunakan warga di dua kecamatan.
“Ya sekalian aja gitu kalau dibangun jembatan permanen. Bisa dilewatin kendaraan juga. Jadi, warga yang disana (Cihideung Ciampea) mau kesini (Sempur Petir) gampang. Bisa lebih mudah juga gitu,” ucapnya.
Posting Komentar