ZMedia Purwodadi

Jalur Kereta Cipatat-Padalarang Akan Kembali Beroperasi: Perlindungan Warga Sekitar Jadi Prioritas

Daftar Isi

PIKIRAN RAKYAT - Rencana untuk memulai kembali operasi rel kereta api di Jawa Barat, termasuk rute dari Cipatat hingga Padalarang, wilayah Kabupaten Bandung Barat, menjadi sorotan baru-baru ini. Walaupun ada dukungan dari kalangan penduduk setempat, perlu dipertimbangkan pula dampak pada para pedagang serta supir transportasi publik yang berpotensi terpengaruh oleh rencana tersebut.

Rencana untuk menghidupkan kembali lintasan kereta api Cipatat-Padalarang yang sebelumnya tidak beroperasi lagi berasal dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Dedi menyinggung tentang rencana tersebut setelah hadir dalam pertemuan dengan Kementerian Perhubungan serta PT KAI beberapa saat yang lalu. Pertemuan ini berfokus pada pembahasan untuk memulihkan operasional lintasan-lintasan kereta api di kawasan Jawa Barat, termasuk satu di antaranya yaitu rute Cipatat-Padalarang.

Rute itu memang tidak dipergunakan lagi dalam beberapa tahun ini. Rute yang menjadi bagian dari jalur kereta api Bandung-Cianjur-Sukabumi tersebut masih beroperasi sebagian saja, yaitu antara Stasiun Cipatat dan Sukabumi. Sedangkan untuk lintasan dari Stasiun Cipatat menuju Padalarang telah putus dikarenakan jarang digunakan.

Dedi Heryanto (44), warga Kampung Ciwaru, Desa Bojongmekar, Kecamatan Cipeundeuy menyambut baik rencana tersebut. " Atoh pisan "Saya senang mendengar berita tersebut," ujar Dedi ketika dihubungi pada hari Jumat, 18 April 2025.

Menurut Dedi, menghidupkan kembali rute Cipatat-Padalarang memberikan warga berbagai opsi ketika melakukan perjalanan.

Warga pun bisa menggunakan kereta api selain menggunakan kendaraan pribadi dan umum. " Da teu kabeh meureunan bisa make motor sorangan atawa mobil sorangan "Karena tidak semua penduduk pergi dengan menggunakan sepeda motor atau kendaraan pribadi," jelas Dedi.

Selain itu, harga tiket kereta api cukup murah untuk kalangan menengah ke bawah dan tidak akan terjebak macet di jalan.

Yani Mulyani (48), seorang penduduk dari Kampung Kebon Kalapa, Desa/Cabang Cipatat, mengatakan hal serupa. Menurutnya, masyarakat tidak perlu terus-menerus bergantung pada transportasi publik ketika berpergian karena jalur kereta yang dihidupkan kembali dapat digunakan untuk perjalanan ke Padalarang maupun Bandung.

Namun demikian, Yani juga menekankan agar pemerintah mempertimbangkan dampak pada driver transportasi umum dan pedagang yang akan dipengaruhi oleh implementasi rencana tersebut. Setelah jalur Sukabumi-Cipatat beroperasi lagi beberapa tahun silam, sebagian besar penumpang mulai mengakhiri perjalanan mereka di Stasiun Cipatat.

Ternyata, stasiun tersebut berubah menjadi tujuan akhir para penumpang karena jalur Cipatat-Padalarang belum aktif. Karena banyaknya penumpang, supir kendaraan umum dan pedagang pun mendapat keuntungan. Begitu juga halnya dengan penduduk setempat yang menyewakan tempat parkir di sekitar stasiun.

Pada masa liburan, penduduk Sukabumi yang hendak menghabiskan waktu istirahat atau melakukan perjalanan wisata ke Bandung biasanya mampir terlebih dahulu di Stasiun Cipatat. Di sisi lain, beberapa orang asli Bandung memilih untuk mencoba kereta api menuju Sukabumi dengan menaiki kendaraan tersebut tepatnya di stasiun tesebut.

Bisa jadi, skema tersebut memunculkan keraguan tentang minimnya jumlah penumpang dan pembeli di Cipatat. Ini disebabkan oleh fakta bahwa para penumpang tidak perlu lagi berhenti di stasiun tersebut setelah jalur Bandung-Sukabumi terhubung akibat dari penerapan ini.

" Nu icalan lungsur deui (Pendapatan yang jualan nanti turun lagi)," ujar perempuan yang juga berjualan batagor di dekat stasiun itu.

Yani pun mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan nasib pedagang, sopir angkutan serta warga yang mencari rezeki di Cipatat serta terimbas pengaktifan tersebut.

Perubahan Jalur

Sebelum digaungkan Dedi, rencana itu sebetulnya telah terdengar. "Reaktivasi Jalur KA Cipatat - Padalarang telah tercantum dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional hingga Tahun 2030 sesuai dengan KM 296 Tahun 2020," kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Bandung Endang Setiawan dalam keterangan tertulis kepada Pikiran Rakyat pada Kamis (26/9/2024).

Kendati akan diaktifkan, ada perubahan jalur yang nanti akan digunakan. Jalur rel lama Cipatat-Padalarang memiliki‎ kelandaian yang curam hingga 40 per mil.

Di samping itu, terdapat banyak tikungan dengan jari-jari yang sempit (150 meter), yang bisa memengaruhi aspek kenyamanan serta keselamatan dalam pengoperasian kereta api sepanjang rute tersebut. Oleh karena itu, alternatif untuk pembangunan jalur baru juga menjadi pertimbangan.

"Kini tengah berlangsung penelitian teknis mengenai pilihan rute baru yang akan menghubungkan Stasiun Cipatat dengan Stasiun Sasaksaat," jelas Endang waktu itu.

Rencana jalur alternatif tersebut kini tengah berada dalam tahap pengembangan Detailed Engineering Design.

Rawan

Jalur kereta api Bandung-Cianjur yang melewati Cipatat dibuka pada Mei 1884. Pembangunan jalur sepur ini juga cukup sulit karena melintasi lekukan, membelah bukit-bukit dan melintasi lembah sungai. Belum lagi gempa, bencana alam yang terkadang merusak jalur tersebut.

Het Nieuws Van Den Dag voor Nederlandsch-Indië pada 19 Oktober 1911 memberitakan tersumbatnya jalur kereta jalur tersebut di Cipatat akibat gempa.

Sementara Haagsche Courant , 24 Januari 1935 dengan mengutip Aneta menyebutkan hancurnya jalur tersebut akibat cuaca buruk.‎

"Karena hujan lebat, jalur kereta api antara Cipatat dan Radja Mandala rusak pada sepuluh titik," demikian dilaporkan Haagsche Courant.

Akibatnya, rute tersebut terputus total selama lima hari. Riwayat sebelumnya mengungkapkan bahwa rencana serta bencana alam benar-benar menjadi penghalang untuk kelancaran jalan tersebut. ***

Posting Komentar