Inflasi Babel Maret 2025 Naik ke 1,83%, BI: Kenaikan Tarif Listrik di Bawah 2.200 VA Masih Wajar
BOJONG.MY.ID, BANGKA - Inflasi bulanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebesar 1,83 persen (mtm) pada Maret tahun 2025.
Kenaikannya cukup besar bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang justru terjadi penurunan harga sebesar 0,03% (mtm).
Kenaiannya tersebut melebihi rata-rata inflasi nasional yang mencapai 1,65 persen (mtm).
Menghadapi situasi itu, Bank Indonesia di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung meningkatkan kerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Dan juga mitranya yang berperan sebagai partner strategis melalui penerapan strategi 4K (Keaffaan Harga, Ketersediaan Persediaan, Kelancaran Pengiriman, serta Komunikasi Yang Efektif).
Itu dilakukan guna memastikan inflasi tetap terkendali dalam batasan target nasional, terutama saat periode Ramadhan serta mendekati hari raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
Kepala Perwakilan BI Bangka Belitung, Rommy S Tamawiwy, menjelaskan penyebab utama inflasi bulanan adalah normalisasi tarif listrik pasca berakhirnya program diskon 50 persen dari pemerintah untuk pelanggan berdaya di bawah 2.200 VA.
Kenaikan tersebut terlihat dalam kategori Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga dengan indeks inflasi 19,03 persen (bulan ke bulan).
"Kami bersama TPID terus mengintensifkan koordinasi dan langkah konkret, seperti operasi pasar, Gerakan Pangan Murah, serta pemantauan harga harian melalui PIHPS untuk menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat," ujar Rommy kepada awak media, Rabu (9/4/2025).
Menurut Rommy, sepanjang bulan Maret tahun 2025, Bank Indonesia sudah membantu dalam melaksanakan 47 kegiatan operasi pasar serta 8 kali gerakan pangan murah (GPM) yang tersebar di beberapa daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Bank Indonesia turut mendukung penyaluran bahan makanan ke lokasi penting supaya harganya menjadi lebih terjangkau dibandingkan dengan di pasaran.
Dalam hal pendistribusian, tindakan nyata selanjutnya adalah membantu mengirimkan 17,5 ton daging sapi beku dari Jakarta ke Belitung Timur.
Distribusi ini merupakan bagian dari kerja sama antara Koperasi Pengendali Inflasi Daerah dan Perum Bulog setempat guna menstabilkan harga komoditas menjelang lebaran.
"Tak hanya di lapangan, kami juga aktif dalam komunikasi publik melalui publikasi konten edukatif, baliho, siaran radio, hingga opini media yang bertujuan mengajak masyarakat bijak berbelanja.
Rapat Tingkat Tinggi (HLM) TPID di berbagai kabupaten atau kota dilaksanakan dengan sengaja sepanjang bulan Maret," jelasnya.
Di masa mendatang, Rommy menggarisbawahi bahwa kesulitan untuk memelihara laju inflasi masih berlanjut, khususnya disebabkan oleh goncangan pada harga-harga komoditas pertanian serta efek perubahan iklim yang tidak biasa terhadap kelancaran pasokan.
Walaupun begitu, dia tetap optimis bahwa tujuan inflasi nasional dalam rentang 2,5±1 persen masih bisa dicapai melalui kerjasama erat antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, TPID, serta semua lapisan masyarakat.
Harga stabil merupakan dasar krusial untuk mencapai perkembangan ekonomi yang merata dan berkesinambungan di wilayah Kepulauan Bangka Belitung.
"Kita akan tetap berusaha memelihara kepercayaan publik," tegas Rommy.
(BOJONG.MY.ID/Andini Dwi Hasanah)
Posting Komentar